sumber :https://geotimes.co.id/opini/generasi-peduli-lingkungan-hidup/

Mengapa Kita Harus Belajar PLH

Lingkungan menurut KBBI adalah daerah atau kawasan, sedangkan lingkungan menurut pengertian kita pada umumnya adalah segala sesuatu di luar kita/tubuh kita.  Segala sesuatu ini  terdiri dari factor abiotik dan biotik yang dapat berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung.  Jadi secara umum singkatnya lingkungan adalah

Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik adalah semua benda mati seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, suara. Sementara komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri)

Lingkungan  menurut para ahli

• ---

Menurut StMunajat Danusaputra
Lingkungan adalah Semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktifitasnya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan hidup dan jasad renik lainnya.

• ---

Menurut Ensiklopedia Kehutanan
lingkungan adalah Jumlah total dari faktor-faktor non genetik yang mempengaruhi pertumbuhan reproduksi pohon.

• ---

Menurut Emil Salim (1976)
Pengertian lingkungan menurut Salim diartikan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempat dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.

•  

Menurut Otto Soemarwoto
Pengertian lingkungan menurut Otto Soemarwoto adalah jumlah seluruh benda dan keadaan yang terdapat didalam ruang yang ditempat dimana mempengaruhi kehidupan kita. Secara teoritis bahwa pada ruang itu tak terbatas untuk jumlahnya, namun secara praktis pada ruang tersebut selalu diberikan batasan menurut sesuai kebutuhan yang bisa ditentukan, misalnya yakni sungai, laut, jurang, faktor politik ataukah faktor lainnya.

 

 

Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses untuk membangun populasi manusia di dunia yang sadar dan peduli terhadap lingkungan total (keseluruhan) dan segala masalah yang berkaitan dengannya, dan masyarakat yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan tingkah laku, motivasi serta komitmen untuk bekerja sama , baik secara individu maupun secara kolektif , untuk dapat memecahkan berbagai masalah lingkungan saat ini, dan mencegah timbulnya masalah baru. (UNESCO, Deklarasi Tbilisi, 1977)

 

Dengan melihat penjelasan mengenai definisi lingkungan dan pendidikan lingkungan  hidup maka mempelajari pendidikan lingkungan hidup merupakan salah satu hal yang penting yang sesuai dengan amanat pendidikan yang tercantum dalam UUD yaitu membangun manusia Indonesia seutuhnya. Pembangunan dan pembentukan mental karakter peserta didik yang peduli dan berkomitmen untuk turut serta berperan aktif dalam memecahkan masalah lingkungan dan menjadi bagian dari warga bumi yang melakukan tindakan/perbuatan yang tidak merusak lingkungan.

Kerusakan lingkungan selalu menjadi topik yang gencar digaungkan akhir-akhir ini dan hal inilah yang juga menjadi penyebab mengapa kita harus belajar Pendidikan lingkungan Hidup.  Diharapkan dengan belajar PLH  para peserta didik akan terbentuk karakter dan mentalnya untuk menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan (friendly environment).

Inilah sebenarnya penyebab mengapa kita harus peduli lingkungan

1.        Kerusakan Hutan yang mengancam keseimbangan alam.

2.       Laut yang semakin kotor dan tercemar

3.       Suhu bumi yang semakin meningkat

4.       Fenomena banjir yang selalu dating berulang

5.       Kebiasaan buang sampah sembarangan yang masih belum hilang

6.       Penggunaan plastik yang membuat sampah plastik menjadi tak terkendali.

 Ke enam hal di atas jika terus dibiarkan berlanjut tanpa tindakan nyata, tanpa perubahan sikap yang kita mulai dari sekarang dan sejak dini pada akhirnya akan membawa Bumi sebagai tempat tinggal kita akan menjadi rusak.  Bumi rusak memiliki arti kualitas kehidupan manusia akan turun/jelek bahkan mungkin manusia akan mengikuti makhluk hidup lain, musnah di muka bumi.  Untuk itulah mengapa kita harus peduli lingkungan, karena sadar saja tidak cukup.

 

Karawang, 7 Agustus 2020

Tjitjih Mulianingsih WS