Friday, November 30, 2018

Bu Guru Aisyah Mencari SK


Masih pagi di Desa Mekar Sumringah. Burung burung berkicau dan udara masih segar di sebuah rumah mungil, nampak seorang perempuan berkerudung putih sedang membongkar-bongkar kertas di map, sibuk sekali nampaknya.
Perempuan itu bernama Aisyah, berprofesi sebagai guru. Bu Guru Aisyah begitu murid-murid menyebutnya. Aku harus lulus kali ini, gumamnya sendiri. Sudah 8 tahun mengabdi masa belum diangkat juga.  Ijazah terakhir, sertifikat berbagai macam lomba, dan SK pembagian tugas mengajar, semua diperlukan untuk pemberkasan kategori 2 menjadi PNS. 
“Sibuk sekali Aisyah?”  seorang wanita paruh baya menyapa Aisyah didepan pintu kamar,”iya Bu, ada pemberkasan untuk guru kategori 2, katanya mau diangkat PNS, doakan ya Bu.”
“Iya amin, oh ya Aisyah jangan lupa, pulangnya mampir beli susu ya buat dede naya, susunya hanya tinggal 2 x minum saja.” 
 “Iya bu,”  jawab Aisyah. Hhhhh, Aisyah menarik nafas dalam dalam, gajinya sebagai guru honorer sebenarnya tak cukup untuk membeli susu formula buat dede Naya, anak almarhum kakaknya. Tapi entah kenapa Allah selalu memberikan rejeki tak terduga untuk susu anak almarhum kakaknya itu. Alhamdulillah.
“Ibu, Aisyah berangkat ya.” Diciumnya tangan perempuan paruh baya itu dengan lembut
"Ate berangkat ya Dede Naya, jangan nakal, kasian Enin,” ujarnya kepada anak kecil berusia 3 thn.Bu guru Aisyah kemudian cepat-cepat naik motor Honda beat 2000, motor tua. Dia harus bergegas. Memberi tugas murid, meminta surat keterangan kepala sekolah dan pergi ke UPTD kecamatan.
Bu guru Aisyah kemudian cepat-cepat naik motor Honda beat 2000, motor tua. Dia harus bergegas. Memberi tugas murid, meminta surat keterangan kepala sekolah dan pergi ke UPTD kecamatan.
 Pukul 06.30 pagi di SDN Suka Senyum.  Setelah memarkir motornya, Aisyah bergegas ke kelas 6A. Kebetulan dia menjadi wali kelas 6A. Begitulah yang tertera di SK pembagian tugas mengajar.
“Ibu Aisyah nanti kita pemberkasan ke UPTD kecamatan nya bareng ya?” suara lembut dari arah belakang pungggung Aisyah menyapanya.  Aisyah tersenyum, itu Neng Ai putri kepala sekolah SDN Sukasenyum 1. Sudah 2 tahun mengabdi sebagai tenaga honorer. 
Tiba tiba Aisyah tercekat. Loh, kok Neng Ai sudah pemberkasan? Bukannya dia baru 2 tahun? 
 Sebuah suara dari sampingnya cukup mengagetkan,”jangan kaget Aisyah. Neng Ai kan putri kepala sekolah jadi mudah saja baginya untuk mendapat SK penugasan tenaga honorer dari tahun berapa saja sesuai permintaan peraturan. Apalagi kepala sekolah kita, itu bagus sekali pergaulannya di dinas pendidikan. 
“Sosialita sis,“  Bu Ivy teman guru honorernya berkata seakan bisa menjawab kebingungan Aisyah yang tak terungkapkan.  
Sekarang Bu guru Aisyah sedang berdiri di depan pintu ruangan kepala sekolah, dia hendak meminta surat keterangan mengajar dari kepala sekolah, tinggal itu satu satunya yang dia butuhkan. Dia sudah punya surat keterangan mengajar dari kepala sekolah sebelumnya, tinggal melanjutkan saja mendapatkan surat keterangan mengajar dari Bu Nenden, kepala sekolah barunya.  Diketuknya perlahan pintu ruang kepsek tersebut. “Assalamu’alaikum,’ salam Aisyah.
“Waalaikum salam, masuk Aisyah. Ada apa? Ada yang bisa Ibu bantu?” dengan ramah Bu Nenden mempersilahkan Bu Guru Aisyah masuk. 
“Begini Bu Nenden, saya mau minta surat keterangan mengajar dari kepala sekolah. Untuk keperluan pemberkasan.”
“Oh begitu ya, sudah saya siapkan bu Aisyah. Sudah saya titipkan ke Neng Ai. Katanya mau berangkat ke UPTDnya barengan ya?” ramah bu Nenden bertanya.  
Alhamdulillah, Aisyah bersyukur. Ternyata ada gunanya juga dekat dengan anak pimpinan sekolah. Aisyah tersenyum simpul.
Siang di ruang pertemuan UPTD, setelah ber say hello dengan beberapa guru kategori dua Kecamatan Suka gembira, Bu Guru Aisyah dan Neng Ai duduk mendengarkan arahan dari Pak Barja TU UPTD. 

0 comments:

Post a Comment